Jumat, 02 September 2011

Sapa-menyapa




Sapa-menyapa merupakan tindakan umum yang sering dipraktekkan di berbagai belahan dunia. Berbagai negara memiliki teknik menyapanya masing-masing. Di daerah Arab sapaan dilakukan dengan mengucapkan "Assalamu'alaikum", di Jepang, masyarakatnya saling sapa dengan cara sedikit membungkukkan badan kedepan satu sama lain. Ada yang dengan cium-pipi-kanan/cium-pipi-kiri dan ada juga yang dengan berjabat tangan. Kalau di Indonesia bisa dilakukkan dalam bentuk mengucapkan nama panggilan apabila sudah kenal seperti "Arief~" atau "Hai Arief!" disertai dengan lambaian tangan atau jabat tangan. Dengan mengucapkan "Selamat Pagi", "Permisi" atau "Maaf" dan sejenisnya terhadap yang belum diketahui namanya. Ataupun dengan sedikit membungkuk sembari melontarkan senyum. Jangan lupa, dalam menyapa hendaklah tidak melewati orang yang disapa dengan cepat, kalau perlu berhenti sebentar serta menghadapkan badan ke arah orang yang disapa. Sebab apabila kita menyapa dengan berjalan cepat, mempunyai kesan bahwa kita tidak menghormatinya atau tidak ingin berbicara banyak dengannya. Dalam menyapa orang lain juga wajib disertai dengan senyum!.
Menyapa mungkin terlihat seperti kegiatan yang sepele alias remeh. Padahal Roasulullah menjelaskan keutamaan orang yang lebih dahulu memberikan salam.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang paling utama di sisi Allah adalah orang yang memulai dalam mengucapkan salam".
(Sunan Abu Daud no. 4522)


Sebenernya bentuk komunikasi yang berlangsung beberapa detik ini mempunyai efek yang berlangsung lama. Antara individu yang saling sapa menjadi semakin akrab. Tidak sedikit masyarakat kita ini yang kurang memperaktekkan kegiatan menyapa sehingga image bahwa orang Indonesia orang yang ramah berangsur-angsur menghilang. Mungkin dalam mind-setnya tertanam bahwa menyapa hanya dilakukkan terhadap orang-orang yang dekat saja (seperti teman, atau sanak saudara) Padahal menyapa itu perlu untuk dilakukkan kepada siapa saja, terutama orang yang sering kita temui dalam tiap harinya, seperti satpam yang menjaga sekolah, tukang sayur yang sering dilewati, tukang becak, orang yang sering ditemui di kereta, dan lain-lain. Apabila kita sering menyapa orang-orang tersebut, kita akan menambah teman kita, karena teman tidak harus teman sebaya tetapi teman bisa datang dari berbagai golongan seperti: tua, muda, laki, perempuan, kaya, miskin, bahkan mengeong.
Menyapa termasuk dalam kegiatan silaturahmi, dan karena silaturahmi membawa berkah dan rezeki begitupula menyapa. Menyapa termasuk juga salam membawa kedamaian bagi kedua orang yang terlibat, seperti dalam hadits berikut:


"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudarannya lebih dari tiga hari, dimana bila keduanya berjumpa, yang ini memalingkan pandangannya (dari yang lain) dan yang ini juga melakukkan hal yang sama, maka yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam"
(Sunan Tirmidzi no. 1855)


Apabila kita sering menebar sapaan, bukan tidak mungkin pintu rezeki semakin terbuka lebar. Sapa-menyapa terhadap orang yang baru dikenal dapat memberikan first impression (kesan pertama) yang baik dari orang lain terhadap diri kita. Coba bandingkan dengan seorang pertapa yang selalu mengasingkan dirinya dari kehidupan sosial, mengisolasi diri dari kegiatan dalam masyarakat. Apabila beliau sedang lapar, tidak ada yang mengetahui dan peduli. Apabila beliau sedang miskin, juga tidak ada yang mengetahui. Dalam kasus ini sang pertapa menjauhkan diri dari orang lain sehingga orang lain menjauhkan dirinya dari beliau; hukum aksi-reaksi. Apabila ada orang yang sedang memberi berkah, beliau tidak terkena berkahnya. Padahal apabila ia mau keluar dan menyapa orang lain dengan rutin, tentulah orang-orang akana perhatian terhadapnya. Tetapi perlu digarisbawahi agar jangan menyapa orang lain dengan maksud mengharap kebaikan dari orang lain, karena hanya Allahlah yang berhak memberikan kebaikan, dan hanya kepada Allahlah kita mengharap kebaikan. Dan perlu kita luruskan niat kita dalam menyapa dan menjalin silaturahmi hanya lillahita'ala atau hanya mengharap keridhoan (senangnya) Allah semata.
Mulai sekarang marilah kita praktekkan sapa-menyapa baik di jalan, dalam bus, di kantor dan lainnya terhadap orang lain; tak hanya orang yang dikenal tetapi siapa saja.

1. Niatkan dahulu bahwa kita akan sesering mungkin menyebarkan salam dan sapa terhadap orang lain. Ingat, jangan meremehkan kekuatan dari sapa-menyapa
2. Tatap mata orang lain, apabila mereka menatap balik dan kontak mata terjalin maka segeralah menyapa.
3. Apabila tidak ada kegiatan lain yang mendesak, berbincang-bincanglah atau berbasa-basi sebentar. Tanyakan keperluannya saat ini ("mau kemana?") sekedar untuk menghangatkan suasana.
4. Terakhir adalah jangan lupa meminta izin untuk melanjutkan perjalanan apabila perlu atau setelah berbincang-bincang dengannya.

Ingatlah bahwa menyapa itu penting karena apabila kita cuek, walaupun tak bermaksud besar kemungkinan orang akan mengira kita ini sombong. Wallahu 'alam.